Tata ruang rumah adat bali sangat memperhatikan alam lingkungan, geografis, serta matahari, membuahkan hirarki tata ruang yang mengatur tata regional, tata lingkungan desa, tata bangunan, tata ruang dalam, hingga detail bangunan. Falsafah Tri Hita Karana dan Tri Angga menyelaraskan segenap isi dunia atas 3 unsur hirarkis.
Selain itu konsep Nawa Sanga (9 mata angin sakti) menjadi pedoman dalam menentukan arah-letak dan susunan setiap bangunan di dalam desa ataupun pekarangan rumah tinggal.Sumbu ritual kangin-kauh adalah arah terbit dan tenggelamnya matahari. Sumbu natural kaja-kelod adalah arah gunung dan laut. Gunung Agung adalah arah utama (kaja), sehingga hirarki tata ruang perumahan di Bali Utara berbalikan dengan di Bali Selatan.
Gambar Denah Rumah Bali
- Denah rumah di Bali Utara (Aga)
- Denah rumah di Bali selatan
- Perspektif tipikal sebuah halaman rumah adat Bali Selatan, yang umumnya terdiri dari atas 6 bangunan pokok. Pameran (tempat pemujaan) terletak di bagian utama menghadap gunung agung.
- Denah, tampak, potongan Meten Sekutus
- Denah tampak potongan Meten Gunung rata dilengkapi beranda dan emperan.
- Jineng-perspektif, potongan dan detail konstruksi. Konstruksinya fleksibel, mudah dibongkar-pasang dan tahan gempa.
Sumber: Arsitektur Tradisional Bali (1986)